Tongkat Yang Dapat Membelah Laut Merah Adalah Mukjizat Dari Nabi

Tongkat Yang Dapat Membelah Laut Merah Adalah Mukjizat Dari Nabi

Membelah Laut Merah

Mengenai mukjizat ini dijelaskan Allah SWT melalui firmanNya dalam Al-Qur'an Surah Taha ayat 77-79, bunyinya:

وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى(77

فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ(78 ۗ

وَاَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهٗ وَمَا هَدٰى(79

Artinya: "Sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari dan pukullah laut itu untuk menjadi jalan yang kering bagi mereka tanpa rasa takut akan tersusul dan tanpa rasa khawatir (akan tenggelam)." Fir'aun dengan bala tentaranya lalu mengejar mereka (Musa dan pengikutnya), tetapi mereka (Fir'aun dengan bala tentaranya) digulung ombak laut (yang dahsyat) sehingga menenggelamkan mereka. Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi (mereka) petunjuk." (QS. Taha: 77-79)

Kisah Nabi Musa AS melarikan diri ke Madyan

Tangan Nabi Musa AS Memancarkan Cahaya

Melalui Tafsir Quran Kemenag, dikisahkan Firaun meminta bukti yang lain, dan dia Nabi Musa AS mengeluarkan tangannya dari dalam lubang leher bajunya, tiba-tiba tangan yang sebelumnya berwarna hitam sesuai warna kulitnya yang kehitam-hitaman, menjadi bercahaya putih gemerlapan, yang tampak jelas bagi orang-orang yang melihatnya ketika itu, bukan karena belang atau penyakit, tetapi putih karena sangat bercahaya.

Hal ini dikisahkan melalui Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 108, yaitu:

وَّنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنّٰظِرِيْنَ(108 ࣖ

Artinya: "Dia menarik tangannya, tiba-tiba ia (tangan itu) menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihat(-nya)." (QS. Al-A'raf: 108)

Air Keluar Melalui Pukulan Tongkatnya

Mukjizat ini dikisahkan Allah SWT melalui firmanNya dalam Surah Al-Baqarah ayat 60, yaitu:

۞ وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ(60

Artinya: "(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 60)

Mukjizat dan kisah Nabi Musa tercantum dalam Al-Qur'an

Melansir Tafsir Qashashi Jilid II oleh Syofyan Hadi dan buku Aqidah Akhlak, berikut sejumlah mukjizat Nabi Musa AS yang diceritakan dalam Al-Qur'an.

Ilustrasi Nabi Yusuf.

Nabi Musa AS dibesarkan di rumah Fir'aun dan terbiasa dengan urusan negara. Ketika beranjak usia dewasa, sekali terlibat dalam perkelahian antara orang Israel dan orang Mesir, Musa AS mengakibatkan pembunuhan secara sembrono. Kemudian Nabi Musa AS pergi ke Madyan tempat di mana ia menikahi Safura putri Nabi Shuaib AS. Setelah tinggal beberapa waktu di Madyan, dia pergi untuk kembali ke Mesir. Dalam perjalanannya ke Mesir di malam dengan cuaca dingin yang parah, Nabi Musa AS dan istrinya melihat ada api di kejauhan saat tersesat.

Diturunkan Kitab Taurat

Menurut Tafsir Quran Kemenag, Allah SWT menjelaskan bahwa Islam sebagai jalan kebenaran yang harus diikuti bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah dibawa oleh para nabi terdahulu, antara lain adalah Nabi Musa AS. Berikut ayatnya:

ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ(154 ࣖ

Artinya: "Kemudian, Kami telah menganugerahkan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, menjelaskan secara rinci segala sesuatu, serta memberi petunjuk dan rahmat agar mereka beriman kepada pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Al-An'am: 154)

Ilustrasi Nabi Musa saat membelah laut merah

Orang-orang Bani Israel pun dikumpulkan oleh Musa AS untuk berangkat ke Palestina. Fir'aun yang mengetahui pelarian itu langsung bergegas untuk menyusul mereka dengan membawa pasukan besar. Ketika Musa AS sudah sampai di Laut Merah bersama dengan orang-orang Bani Israel, terlihat Fir’aun menuju ke arah mereka dan mereka yakin bahwa akan dibunuh. Namun, Nabi Musa AS memukul air laut dengan tongkatnya dan air terbelah, membuat jalan yang kering. Orang-orang menyeberang dengan aman. Ketika Fir'aun melihat jalan itu, dia memasuki laut dengan memimpin pasukannya. Namun saat Fir;aun sudah berada di tengah-tengah laut, air yang terbuka tiba-tiba kembali menutup Fir;aun dan pasukannya. Fir'aun pun tenggelam bersama dengan pasukannya dan meninggal.

Iulah kisah Nabi Musa AS yang menjadi tauladan bagi umas muslim yang ada di seluruh dunia. Kisah tersebut memperlihatkan perjuangan Nabi Musa AS dalam menyebarkan ajaran agama dari Allah SWT dan membuktikan kebesaran serta kekuasaan dari Allah SWT.

Nabi Musa AS dikenal dengan salah satu mukjizatnya, yaitu bisa membelah lautan. Hal itu dilakukan saat ia berusaha menghindari kejaran Firaun dan tentaranya.

Hal ini menarik perhatian para peneliti. Mereka meneliti bagaimana cara Nabi Musa AS membelah lautan.

Dikutip dari detikInet, berdasarkan studi yang dilakukan National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder, pemodelan komputer menunjukkan bahwa kombinasi angin timur yang kuat dan gelombang dapat menciptakan jembatan tanah kering.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carl Drews dari NCAR, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa simulasi komputer menunjukkan bahwa angin timur yang bertiup semalaman dapat mendorong air di pantai utara Mesir, membuka daratan lumpur yang memungkinkan orang-orang untuk berjalan melintas sebelum air kembali menutup.

Penelitian ini menggunakan data geografi kuno untuk merekonstruksi kemungkinan lokasi dan kedalaman saluran air delta Nil, menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 101 km per jam dapat menciptakan jembatan darat yang tinggi dan kering dalam waktu empat jam.

"Laut yang membelah bisa dimengerti melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai dengan hukum fisika, menciptakan areal yang aman dilewati dengan air di kedua sisi. Kemudian air kembali lagi ke tempatnya semula," ujar Drews.

Penelitian lain juga mengeksplorasi kemungkinan bahwa tsunami bisa menyebabkan Laut Merah mundur dan maju, namun hal ini tidak sesuai dengan deskripsi dalam kitab suci yang menyebutkan laut terbelah secara bertahap dalam semalam.

Mereka turut mengeluarkan hipotesis lokasi terjadinya mukjizat Nabi Musa AS yang membelah Laut Merah. Menurut periset, mukjizat mungkin terjadi di bagian Laut Merah yang terletak di utara Mesir. Wilayah tersebut kini dekat dengan Port Said, sebuah kota yang terletak di Mesir utara dan ujung Terusan Suez.

Sementara itu, sekelompok ilmuwan dari University of Leicester, Inggris menyebut peristiwa terbelahnya Laut Merah terjadi karena empat kondisi alam saat itu. Keempat kejadian alam itu meliputi gelombang negatif, angin timur, gelombang pasang surut, dan gelombang Rossby.

Kombinasi keempat faktor tersebut berjalan dengan sempurna yang berimbas terbelahnya laut sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

Hasil analisis peneliti menyebut fenomena meteorologi menjadi pemicu terjadinya keempat kondisi yang berujung pada fenomena ekstrem. Di mana angin yang sangat kuat bertiup terus-menerus sehingga bisa menurunkan permukaan air di suatu area sekaligus.

Tiupan kencang tersebut membuat air menumpuk melawan angin. Lalu terbelahlah laut sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

"Kondisi itu telah banyak didokumentasikan, termasuk di delta Sungai Nil pada abad ke-19 ketika angin kencang mendorong air setinggi sekitar lima kaki dan membuka sebuah lahan kering," kata Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji, para peneliti dalam laporannya bertajuk "How did God part the Red Sea?"

Meskipun penelitian tentang memberikan wawasan ilmiah, banyak yang tetap memandang peristiwa membelahnya Laut Merah sebagai mukjizat yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, menekankan kepercayaan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi di balik peristiwa tersebut.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Ilmuwan Ungkap Cara Nabi Musa Belah Laut Merah Saat Dikejar Firaun

Selain bisa berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa juga dapat membelah lautan. Tentu atas kehendak Allah SWT. Mukjizat Nabi Musa ini terjadi saat dikejar oleh pasukan Firaun.

Nabi Musa mendapat perintah dari Allah SWT untuk keluar meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mendengar kabar tersebut, Fir’aun kemudian mengutus orang-orang di daerah kekuasaannya yang bertugas untuk mengumpulkan prajurit-prajuritnya.

Saat itu, rombongan Nabi Musa sangat kecil dibandingkan dengan balatentara Firaun. Setelah pengejaran, Fir’aun dan bala tentaranya akhirnya dapat menyusul rombongan Musa pada waktu matahari terbit.

Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya.

Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.

Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.

Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.

Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.

Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’ara: 65-67).

Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.

VIVA Edukasi – Kisah Nabi Musa AS menjadi salah satu dari 25 kisah nabi yang memiliki banyak hikmah dan menjadi tauladan bagi umat muslim. Nabi Musa AS merupakan nabi yang namanya paling sering disebutkan dalam Alquran. Nabi Musa lahir pada zaman Fir'aun. Musa AS dicintai dan dihormati dalam agama Islam karena menjadi nabi sekaligus rasul. Umat muslim percaya pada semua Rasul Allah SWT dan Kitab Suci yang diturunkan kepada mereka. Dalam Alquran, Kisah Nabi Musa AS disebutkan dalam beberapa bagian.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa utusan Allah SWT diutus untuk menyampaikan pesan Allah SWT kepada para umatnya di dunia ini. Nabi Musa AS juga diutus kepada orang-orang Israel untuk membuat mereka menyembah Allah SWT dan diberikan kitab Taurat. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Taurat kepada Musa di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, yang dengannya para nabi, yang menyerahkan diri mereka kepada Kehendak Allah, menghakimi orang-orang Yahudi. Dan para rabi dan para imam juga menghakimi orang-orang Yahudi dengan Taurat karena kepada mereka dipercayakan perlindungan Kitab Allah, dan mereka menjadi saksinya.” (Alquran, 5:44)

Allah SWT mengatakan bahwa kisah Nabi Musa AS dan Firaun dalam Alquran adalah kebenaran. Ini adalah kisah konspirasi politik dan penindasan yang tidak mengenal batas. Dalam Alquran disebutkan,

“Kami membacakan kepadamu sebagian dari berita Musa dan Firaun dengan benar, untuk orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Fir'aun meninggikan dirinya di bumi dan membuat orang-orangnya sekte, melemahkan (menindas) sekelompok (yaitu Bani Israel) di antara mereka; membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan perempuan mereka hidup. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melakukan dosa besar dan kejahatan, penindas, tiran.” (Alquran, 28:3-4)

Setelah ini akan dijelaskan kisah Nabi Musa AS secara rinci dari awal kelahiran-Nya hingga bagaimana Musa AS dibesarkan di rumah Fir'aun dan peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam hidup-Nya.

Mukjizat Nabi Musa AS